Sabtu, 07 Desember 2013

Marhaban Ya Ramadhan

Ramadhan adalah bulan barakah, bulan yang selalu ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia, sehingga ketika menjelang datangnya bulan suci ini, umat Islam di seluruh pelosok dunia sudah mempersiapkan kedatangannya sedemikian rupa sehingga ketika datang bulan suci tersebut sudah memiliki persiapan, baik berupa makanan untuk sahur dan buka, pakaian yang bersih untuk shalat qiyamul lail atau shalat tarawih, maupun fisik yang kuat dan bersih. Hal ini terlihat dari kebiasaan umat Islam untuk mensucikan diri dengan melakukan mandi bersih ketika akan menyambut bulan suci ini.

Ramadhan adalah bulan maghfirah, bulan dimana Allah Swt., memberikan pengampunan secara besar-besaran bagi umat Islam di seluruh belahan dunia. Pengampunan ini tentu saja tidak secara cuma-cuma diberikan, tapi harus dengan syarat.

Paling tidak, ada dua syarat yang harus dilakukan oleh umat Islam untuk mendapatkan pengampunan ini. Syarat pertama, tentu saja umat Islam harus melaksanakan puasa selama sebulan penuh. Puasa di sini bukan sekedar menahan lapar dan haus saja, tapi yang lebih penting dari itu adalah menahan hawa nafsu. Umat Islam mudah saja untuk melakukan puasa, bahkan anak kecil usia 6 sampai 10 tahun pun bisa melakukannya. Tapi untuk urusan menahan hawa nafsu sangat sulit dilakukan, karena sering kali dengan tanpa sadar kita telah melanggarnya. Perbuatan ini mungkin tidak membatalkan puasa, tapi akan membuat nilai puasa kita menjadi berkurang. Hal ini seiring dengan sabda Nabi Saww (shalallahu ‘alaihi wa alihi wasalam): “banyak orang melakukan shaum (puasa), tapi yang tersisa dari puasanya hanya sekedar lapar (ju’) dan dahaga (athosh).

Syarat kedua adalah megeluarkan zakat fitrah. Secara harfiah, zakat fitrah berarti penyucian diri supaya kembali kepada dalam fitrah kita sebagai manusia. Zakat ini berbeda dengan zakat-zakat lain. Jika zakat lain hanya diwajibkan kepada mereka yang mampu saja (berkecukupan), tapi zakat fitrah diberlakukan kepada seluruh umat Islam, tanpa terkecuali. Zakat fitrah harus dikeluarkan dengan tidak melihat kondisi umat Islam, apakah ia miskin, jompo, sakit, bahkan anak yang masih bayi sekalipun diwajibkan untuk mengeluarkan zakat fitrah.

Kedua syarat tersebut merupakan keharusan mutlak jika ingin mendapatkan amnesti (pengampunan) dari Allah Swt. Jika kita ibaratkan, pengampunan yang diberikan Allah Swt pada setiap bulan Ramadhan ini, mirip dengan ketika Presiden kita memberikan amnesti kepada para tahanan pada setiap HUT RI, tanggal 17 Agustus. Amnesti yang diberikan tidak secara begitu saja diberikan kepada para narapidana, tapi dengan melihat perilaku narapida selama berada di dalam tahanan. Jika perilaku narapidana menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik dan selalu mentaati aturan Lembaga Pemasyarakatan (LP) maka ia akan mendapatkan amnesti, tapi jika tidak, maka jangan berharap untuk mendapatkan amnesti atau pengampunan tersebut. Begitupun dengan amnesti Allah pada bulan Ramadhan ini. Hanya mereka yang menjalankan puasa sesuai aturan Allah dan yang berubah perilaku hidupnya setelah puasa itulah yang akan mendapatkannya.

Ramadhan juga merupakan bulan hidayah, bulan dimana Allah Swt., memberikan hidayah kepada umat Islam. Hidayah yang dimaksudkan di sini adalah suatu "pemberian" Allah yang tidak diperkirakan sebelumnya sehingga orang yang mendapatkan "pemberian" tersebut berubah secara tiba-tiba, baik itu perubahan cara pandangnya atau kemampuan berfikirnya menjadi cerdas maupun perilakunya yang menjadi baik. Orang yang mendapatkan “pemberian” semacam ini, dalam pandangan umat Islam, seringkali dikatakan sebagai mendapatkan “Lailatul Qadr”.

Tinggal dalam hitungan jam kita akan kedatangan bulan Ramadhan. Untuk itu, mari kita mamfaatkan bulan suci ini sebaik mungkin supaya kita mendapatkan barakah, maghfirah dan hidayah dari Allah Swt. "Marhaban, ya Ramadhan. Welcome Ramadhan. Selamat Datang Ramadhan. Wilujeng Sumping Ramadhan!"

0 komentar:

Posting Komentar