Ratu Atut Abaikan Nasib Rakyat Banten Diperas Perusahaan Tambang - TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Banten, Ratu Atut, ternyata tak pernah memperhatikan bahwa warganya di kawasan BantenSelatan, banyak yang diperas tenaganya oleh perusahaan tambang batubara dan digaji kecil.
Penduduk kawasan Banten Selatan, biasanya bekerja di pertambangan batubara dan emas yang ada di Cibobos, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Arman (30), salah satu warga Desa Barunai, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, menceritakan, orang-orang seperti dirinya bekerja di tambang batubara lantaran tak punya pilihan lagi.
Sebab di kawasan Banten Selatan, tawaran pekerjaan memang hanya ada dari perusahaan tambang saja. Selebihnya harus buat usaha sendiri. "Pan teu boga uang buat nyieu usaha (kan tidak punya uang buat bikin usaha)," ujar Arman kepada Warta Kota.
Di tambang batubara, pekerja harus kerja selama enam hari seminggu. Tak boleh pulang ke rumah dan harus menginap di lokasi tambang.
Selama bekerja, mereka tak ada asuransi jiwa. Arman mengaku, salah satu temannya pernah tewas akibat terkubur. Tapi tak dapat santunan apapun.
Belum lagi, gajinya pun kecil. Dalam seminggu mereka hanya dapat Rp 200.000 atau Rp 800.000 per bulan. Padahal resikonya besar. "Kalau sudah sakit lebih repot lagi. Tidak ditanggung soalnya. Habis sudah uang upah," kata Arman.
Penduduk kawasan Banten Selatan, biasanya bekerja di pertambangan batubara dan emas yang ada di Cibobos, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Arman (30), salah satu warga Desa Barunai, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, menceritakan, orang-orang seperti dirinya bekerja di tambang batubara lantaran tak punya pilihan lagi.
Sebab di kawasan Banten Selatan, tawaran pekerjaan memang hanya ada dari perusahaan tambang saja. Selebihnya harus buat usaha sendiri. "Pan teu boga uang buat nyieu usaha (kan tidak punya uang buat bikin usaha)," ujar Arman kepada Warta Kota.
Di tambang batubara, pekerja harus kerja selama enam hari seminggu. Tak boleh pulang ke rumah dan harus menginap di lokasi tambang.
Selama bekerja, mereka tak ada asuransi jiwa. Arman mengaku, salah satu temannya pernah tewas akibat terkubur. Tapi tak dapat santunan apapun.
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah meninggalkan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) usai diperiksa penyidik KPK, di Jakarta, Jumat (11/10/2013). Atut diperiksa sebagai saksi dengan tersangka Susi Tur Andayani selama 8 jam terkait penyidikan kasus dugaan suap penanganan perkara Pilkada Lebak, Banten di Mahkamah Konstitusi (MK). KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Belum lagi, gajinya pun kecil. Dalam seminggu mereka hanya dapat Rp 200.000 atau Rp 800.000 per bulan. Padahal resikonya besar. "Kalau sudah sakit lebih repot lagi. Tidak ditanggung soalnya. Habis sudah uang upah," kata Arman.
[ source ]
0 komentar:
Posting Komentar